Aku tak tau apakah ini benar akan menjadi akhir bagi kita. Bagaimana bisa menjadi akhir ? Jika kita tak pernah memulai.
Mungkin akan lebih tepat jika disebut 'akhir dari kekagumanku padamu'
Iya sayang, cintaku tumbuh tanpa sepengetahuan darimu.
Entah bagaimana aku menyambut hari itu,
Hari yang paling bersejarah di dalam hidupmu, sekaligus penuh sesal di atasku.
Laki-laki yang begitu mencintaimu
dengan santun,
akhirnya jatuh pada dia yang siap
menjagamu dalam ikatan suci.
Aku seharusnya ikut berbahagia,
seharusnya……
Pada dia yang menyempurnakan separuh agamamu.
Hari itu hari pernikahanmu, sayang..
Hal yang pernah sangat aku mimpikan.
Dan menyadari itu hatiku seperti ditujam dan tersayat dalam berbagai rupa,
Ingin sepertinya malam ini ku kecup
keningmu dengan mesra, untuk pertama dan terakhir kalinya, sebelum akhirnya kamu menjadi miliknya seutuhnya.
Aku rasa dia begitu menantikan saat itu. Bersamamu..
Ketika sang penghulu dan wali-mu
mengucap “sah” atas ijab dan qabul
yang terucap atas nama Tuhan, dan dia
lah yang mengecup keningmu pertama
sebagai seorang penanggungjawabmu
selanjutnya,
Yang menanggung suka dan duka atas
masa depanmu,
Dan dia yang kamu kecup tangannya
dengan patuh sebagai imam-mu…
Dan sekarang aku menjadi laki-laki
yang begitu dipenuhi ketidaksiapan
jika menyaksikan cincin itu mengikat jarimu penuh cinta,
Jari-jemari yang kemarin aku genggam begitu erat,
Jari-jemari yang kemarin mengusap
kepalaku ketika lelah,
Jari-jemari yang kemarin sabar
mencubitku ketika bercanda
Dan semuanya harus (terpaksa) aku
hentikan.
Bukan aku tidak ingin melihatmu bahagia. Bukan.
Yang menjadi kesesalanku adalah
mengakui jika bukan aku lah yang
menikahimu.
Aku rasa cinta yang aku punya tidaklah
kalah besar dari dia yang kamu punya
sekarang, sayangnya aku tak pernah mengatakannya tapi
Aku siap membahagiakanmu.
Kelemahan serta kelalaianku lah yang
mengakibatkan airmatamu menetes
ratusan hari.
Sampai akhirnya dia datang dan
langsung meminangmu.
Entah malaikat jenis apa yang
membisikimu untuk menerimanya,
Aku rasa kelamaan aku bisa gila dibakar cemburu..
Kamu tau, sayang?
Sampai saat aku dengar kabar tentang pernikahanmu,
Hatiku seperti tak di tempatnya,
Pikiranku menangis,
Duniaku gelap,
Dan lidahku mati rasa untuk mengucap
selamat.
Jika aku pernah tau penyesalan selalu
datang belakangan, ternyata aku belum cukup siap dihujani penyesalan yang begitu dalam.
Dan nanti, Siap atau tidak siap, aku harus menyaksikan kamu bermanja dengannya di pelaminan.
Pernikahan adalah hal yang baik,
Tapi ternyata ada saja hati yang tidak
sepenuhnya menerima,
Apa aku harus memelukmu seperti biasa
saat kita dulu melepas rindu?
Atau aku harus hanya menjabat
tanganmu seperti diawal perkenalan?
Atau aku harus membawa bunga
kesayanganmu seperti saat kita baru
saja selesai bertengkar?
Atau aku harus menampar wajahnya
keras sebagai peringatan jika aku bisa
saja menghajarnya lebih kuat andai dia
bersikap buruk atasmu?
Aaah, rasa ini menyudutkan aku,
Rasanya seperti terlepas dari dunia
sendiri,
Jika saja aku bisa melewati hari
pernikahanmu,
Apa aku bisa menahan ketika berjumpa
denganmu sedang bersamanya
nantinya?
Sayang kamu tak pernah tau,
Namamu lah yang aku minta pada Tuhan, sebagai permaisuri di akhiratku,
Namamu juga yang selalu aku selipkan di sekecil apapun Doaku.
Pangkal dari segala akar semangatku,
Tapi setelah ini, menatap matamu saja
adalah hal yang terlarang bagiku.
Bagaimana mungkin aku bisa,
Sementara kamu pernah menjadi mata
ketika aku merasa gelap.
Entah permainan macam apa yang
digariskan,
Jika akhirnnya namamu bukan
bersanding denganku
Cerita kita belum selesai, sayang…
Sementara aku harus mengikhlaskanmu
bukan untuk aku,
Melepasmu dalam sebuah pernikahan
sembari mengakui aku lah yang kalah,
Aku hargai dia pilihanmu yang tepat, tidak seperti aku yang tak pernah dengan lantang mengucap cinta atas kekagumanku padamu.
Biarkan cinta dalam diamku akan tetap diam. Aku yang salah dan aku yang kalah
Kini doaku harus ku perbaharui,
Berbahagialah kamu bersamanya,
Tunduk lah kepadanya selama dia taat
pada Tuhanmu,
Jagalah kehormatannya sebisa mungkin,
Kamu lah perhiasannya,
Tempatnya bercerita dan menumpahkan sepenuhnya cinta,
Biar aku yang menyimpan ceritamu
dalam perasaanku, biar lenyap dihabisi
waktu.
Aku yang juga mencintaimu selain dia,
Di dalamnya kamu akan terus menjadi kekasihku yang manja,
Terimakasih jika kamu lah semangat
terbesarku,
Jika ternyata namamu bukan untukku,
Setidaknya Cintamu pernah tumbuh dan tinggal di hatiku, meskipun tak pernah sekalipun kau sadari.
Aku akan belajar ikhlas mulai saat ini,
semoga :’)
Aku turut berdoa atas kebahagianmu,
sayang..
Dari aku sahabatmu.
Yang mencintaimu, , ,!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar